Kali pertama Lizzie Marie Likness disejajarkan dengan selebriti chef
adalah saat usianya 7 tahun. Ketika itu, banyak yang meramalkan gadis
yang kini telah beranjak remaja ini akan menjadi pengganti Rachael Ray,
selebriti chef sekaligus pengusaha wanita ternama AS. Kini saat usianya
11 tahun, entrepreneur cilik yang memang menyukai dunia memasak itu
semakin memantapkan langkahnya untuk meraih impian yakni mendirikan
kerajaan bisnis di bidang yang disukainya.
Upaya untuk mencapai mimpinya telah banyak dilakukan Lizzie. Melalui website-nya, Lizzie rajin meng-update
resep sehat praktis untuk konsumsi anak plus tayangan video serta blog
yang menarik. Di tengah-tengah kesibukannya sebagai pelajar, ia juga
menyempatkan diri ‘meracik’ proyek berupa program TV online untuk WebMD
bertajuk “Healthy Cooking with Chef Lizzie”. Ke depannya, gadis asal
Atlanta yang membangun bisnis dengan tajuk Lizzie Marie Cuisine pada
2006 ini berencana menyusun buku masak serta perlengkapan masak dengan brand bisnisnya.
Bagi entrepreneur cilik ini, passion yang begitu kuat telah
menuntunnya pada kesuksesan dalam berbisnis. Untuk mengetahui perjalanan
Lizzie dalam mengembangkan hobi menjadi bisnis serta mengenal sosoknya
lebih lanjut, simak hasil percakapan remaja yang memiliki perusahaan
Lizzie Marie Cuisine dengan Huffington Post berikut.
Usia berapa kamu mulai jatuh cinta pada dunia memasak?
Aku mulai memasak ketika berusia 2 tahun. Ibu dan nenek yang
mengajari. Sejak kecil, ibu selalu membawaku ke dapur dan menjadikanku
penyicip masakannya. Jika ia membuat sup atau apple sauce, aku akan membantu mengaduk masakannya dan terkadang menambahkan bumbu.
Lalu di usia 6 tahun, aku tertarik menunggang kuda. Aku meminta ijin
orangtua untuk memperbolehkan ikut kursus menunggang kuda jika aku bisa
membiayainya sendiri. Dan orangtuaku bertanya bagaimana cara aku bisa
memeroleh uang tersebut kemudian aku menjawabnya dengan menjual homemade
makanan nan sehat ke toko petani lokal. Aku melakukannya hingga satu
setengah tahun dan mulai menyadari bahwa aku suka sekali memasak dan
bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa healthy food dapat menjadi hidangan yang lezat dan menyenangkan.
Kapan kamu mulai menyadari hasil penjualanmu ternyata lebih
dari sekadar uang untuk membiayai kursus menunggang kuda dan kemungkinan
bisa menjadi peluang bisnis yang sesungguhnya?
Aku tidak pernah menyangka bisa membangun bisnis hanya dengan menjual apple dapple bread dan chocolate chip cookies di toko lokal. Ini lebih pada kepuasan telah melakukan sesuatu untuk mengejar passion
yang kumiliki. Tapi ketika aku melihat banyak orang yang menyukai
masakanku dan menyadari bahwa aku menikmati momen saat aku bangun
pagi-pagi sekali untuk memasak dan melihat reaksi orang ketika mencicip
masakanku, saat itulah aku ingin membawa hobi ini ke level selanjutnya.
Lalu aku bertanya kepada ayah bagaimana cara membuat website.
Dan kita membuat video pertama kemudian meng-upload-nya ke YouTube. Aku
begitu gugup. Banyak yang mendukung dan ada juga yang berpikir bahwa
anak seusiaku seharusnya tidak berada di dapur untuk memasak. Itulah
pendapat orang. Tapi aku menyukai apa yang kulakukan dan hal itu
menuntunku untuk melakukan hal-hal yang menakjubkan. Semua mengalir apa
adanya dan menikmati kemana arus ini akan membawaku.
Bagaimana reaksi konsumen?
Banyak orang yang terkejut begitu tahu berapa usiaku, mereka tak
menyangka anak berusia 6 tahun berada di dapur membuat roti dan kue.
Saat mereka mencicip hasil masakanku, mereka lebih terkejut lagi karena
rasanya enak dan bahannya ternyata juga sehat. Banyak juga yang
ragu-ragu untuk mencicip karena resepku termasuk kreatif dan memakai
bahan-bahan unik. Tapi ketika mencicipnya, mereka sadar bahwa makanan
sehat tak harus disajikan dengan cara yang membosankan—makanan sehat
juga bisa terasa “yummy” dan menarik.
Apakah bisnismu ini juga diinspirasikan dari program orangtua yakni combined 100-pound weight loss?
Ketika orangtua menurunkan berat badan mereka, aku berusia 2 atau 3
tahun, jadi aku tak begitu menyadarinya. Ayah memang mempunyai bisnis
healthy-living dan saat beranjak besar lalu mengenal dunia bisnis yang
digelutinya, aku sadar bisnisnya itu sangat inspiratif dan semakin
memicu minatku akan makanan sehat. Aku berpikir bila orangtuaku bisa,
orang lainpun pasti bisa.
Ayah sangat membantu dari sisi bisnis. Sementara aku dan ibu lebih
banyak bertukar ide tentang bagaimana kita membuat resep yang bisa
diketahui anak-anak secara reguler dan membuatnya dengan resep sehat dan
terlihat menarik.
Kedua orangtua benar-benar sangat mendukung aku. Ketika aku menyukai
tenis, mereka berusaha untuk menyakinkan aku telah berusaha keras untuk
menjadi yang terbaik di dunia tenis. Begitu pula di bisnis makanan ini.
Membangun bisnis memang sulit tak peduli berapa usia saat merintisnya.
Kamu pasti membutuhkan nasihat dan orangtua adalah satu dari sekian
banyak orang yang bisa memberikan saran terbaik. Tak perlu takut meminta
pendapat mereka, resapi saja semua saran yang diberikan dan tunjukkan
kepada mereka bahwa saran serta dukungannya sungguh berarti. Merekapun
pada akhirnya bisa melihat apa yang kamu lakukan merupakan impian yang
ingin diraih. Terbukalah dengan ide atau saran yang berguna untuk
memulai bisnis dan lihatlah kemana hal tersebut akan membawamu.
Bagaimana kesempatan dari WebMD muncul?
WebMD yang datang padaku. Mereka berminat membuat web show
yang cocok untuk dikonsumsi anak-anak, mengajarkan pola makan sehat
menjadi hal yang menyenangkan dan mengajak anak untuk terjun ke
dalamnya. Ini sangat menarik buatku karena chef pertama yang menurut
mereka cocok untuk mengisi acara tersebut adalah Jamie Oliver. Tapi, ia
berhalangan karena sedang mengerjakan Food Revolution. Dan
orang kedua yang terpikir oleh mereka adalah aku dan itu membuatku
sangat tersanjung. Bekerja sama dengan mereka (WebMD) sangat
menyenangkan—Desember lalu mereka mengajakku ke New York selama seminggu
untuk proses penyutingan. Meski terlihat santai tapi aku bekerja keras
dalam proyek itu dan aku ingin melakukannya kembali.
Apakah itu terjadi ketika kamu menyadari bisa menjadi “the next Rachael Ray”?
Sangat menyenangkan menyaksikan acara dia (Rachael Ray) dan menurutku
dia adalah chef hebat yang memiliki energi dan semangat tinggi serta
terlihat sangat menyukai apa yang ia lakukan. Akupun ingin sekali
memiliki kesempatan yang sama dengannya dan mempunyai acara talk show
atau cooking show sendiri seperti dirinya suatu hari nanti. Dia adalah
sosok yang sangat kukagumi dan aku ingin seperti dia.
Bagaimana rasanya bertemu dengan Rachael Ray di acaranya sebagai salah satu kontestan Kindness Challenge?
Aku sama sekali tidak gugup tapi begitu acara telah selesai dan sadar
bahwa aku telah berada di panggung yang sama dengannya aku menjadi
gugup. Tapi itu adalah pengalaman berharga dan sangat menyenangkan. Aku
senang bisa berjabat tangan dengannya dan juga bangga karena aku adalah
kontestan termuda. Ketika Rachael memperkenalkan diriku melalui putaran
video dan menyebut namaku, aku sangat gembira dan berkata dalam hati,
“Ya ampun, Rachael tahu namaku.”
Nasihat apa yang ia (Rachael Ray) berikan untukmu?
Ia berkata kepada kami (semua kontestan Kindness Challenge) untuk
terus melakukan apa yang telah kami lakukan dan melakukan apa yang kami
cintai. Dia juga berkata, jangan biarkan orang lain menyuruh apa yang
seharusnya kita lakukan atau bagaimana seharusnya kita melakukannya.
Karena jika melakukan sesuatu atas kehendak orang lain, kamu takkan bisa
bahagia. Tapi jika melakukan sesuatu yang kamu sukai dan benar-benar
memiliki passion dengan hal tersebut, segala hal yang menyenangkan akan terjadi.
Apa rencana bisnismu? Apa visimu?
Aku sedang menyusun buku masak untuk anak dan orang dewasa, sebab aku
ingin mengajak anak-anak ke dapur untuk membantu memasak. Aku bekerja
sama dengan perusahaan makanan yang cukup besar—tapi belum bisa
menyebutnya sekarang—untuk membicarakan kemungkinan membuat brand,
memiliki produk yang berbeda dan hal-hal semacam itu. Aku juga ingin
membuat perlengkapan masak seperti halnya Rachael Ray. Akupun menyimpan
sejumlah proyek menarik yang bisa membuat Lizzie Marie Cuisine tumbuh
semakin besar.
Apakah kamu ingin berkecimpung dengan dunia ini hingga dewasa nanti atau ada hal lain yang ingin kamu lakukan kelak?
Aku masih belum tahu apakah akan terjun di dunia ini sepanjang
hidupku tapi saat ini aku benar-benar sedang menikmatinya. Aku memiliki passion
di bidang lain seperti sains forensik, membaca dan memanah. Aku juga
belum tahu apakah nanti akan kuliah dan membuka restoran tapi bila
memikirkan memiliki TV show sendiri dan membuat perlengkapan rumah
tangga dengan nama Lizzie Marie Cuisine, itu adalah impian yang sangat
indah. Aku tidak akan mengatakan saat berusia 20 tahun aku akan membuka
resto atau mungkin juga akan meninggalkan Lizzie Marie Cuisine, sebab
takkan ada yang tahu apa yang akan terjadi esok. Tapi selama ini aku
memiliki pengalaman menakjubkan dengan Lizzie Marie Cuisine dan aku
tertarik untuk melihat apa yang akan terjadi dengannya kelak.
Banyak entepreneur yang menemui sejumlah tantangan dalam
menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan bisnis, tak peduli berapapun
usia mereka. Lalu apa rahasiamu untuk membuat keduanya seimbang?
Meski aku mempunyai bisnis yang sedang berjalan tapi perusahaanku belum begitu besar hingga membuat paparazzi
tertarik olehnya. Yang terpenting, teman-teman sangat mendukung dan
menurut mereka apa yang tengah kulakukan sangat menyenangkan. Mereka
tetap memperlakukanku sama. Tapi kadang terasa lucu ketika sedang
bercakap-cakap dan menanyakan kegiatan selama akhir pekan kebanyakan
dari mereka menjawab bermain roller skating atau pergi belanja sementara
aku mengisinya dengan shooting di CNN. Aku pernah memikirkan
bahwa hidupku akan semakin sibuk seiring dengan semakin berkembangnya
Lizzie Marie Cuisine. Tapi aku mengambil homeschool dan itu
lebih fleksibel serta mudah mengatur waktu. Sekali lagi kukatakan, tanpa
keluarga dan teman-teman, aku mungkin takkan memiliki Lizzie Marie
Cuisine. Mereka semua membuatku mempunyai kehidupan yang normal dan
membantuku tak mudah lupa diri, jadi aku tak merasa menjadi “anak 11
tahun yang terkenal karena memiliki bisnis sendiri”.
Ada nasihat untuk para entrepreneur cilik?
Lakukan saja apa yang kamu sukai, meski kamu tak yakin bisa
melakukannya. Orang selalu menanyakan hal yang sama kepada anak-anak,
“Apa yang akan kamu lakukan setelah dewasa?” Menurutku jangan menunggu
hingga dewasa untuk melakukannya. Aku akan menjawabnya seperti ini, “Aku
telah memiliki bisnis sendiri. Mudah-mudahan, saat dewasa aku telah
memiliki TV show.” Hal terpenting adalah melakukan hal yang paling
disukai. Jangan pernah takut untuk melakukan hal yang kamu sukai.
(*/ely)
No comments:
Post a Comment