Ada
ada saja ide bisnis Eka Rismantara. Memanfaatkan limbah rumah makan yang
menyediakan sate kodok, Eka menyulap kulit kodok menjadi sepatu.
Eka
mengatakan selama ini banyak produsen menawarkan produk fesyen seperti tas,
dompet, dan sepatu dengan model unik dan dibuat dari bahan berkualitas. Untuk
menghasilkan produk yang menarik, mereka sering menggunakan kulit binatang
sebagai bahan baku produk.
Beberapa
kulit binatang yang selama ini sering dipakai, seperti kulit ular, buaya dan
sapi. Namun, masih jarang yang menggunakan kulit kodok sebagai bahan baku
produk. Meski demikian, Eka memberanikan diri mencoba suatu yang baru yaitu
membuat sepatu dari kulit kodok.
"Kulit
kodok ini saya pakai sebagai bahan pembuatan sepatu laki-laki," ujarnya
dikutip dari Merdeka.com.
Eka
mengakui pemakaian kulit kodok masih jarang, namun dia berhasil menghasilkan
produk sepatu berbeda dari yang lain. "Setidaknya itu ciri khas produk
kami," katanya.
Menurut
Eka, pemanfaatan kulit kodok sebagai bahan pembuatan sepatu tidak gampang.
Perlu keahlian khusus dalam mengolah kulit kodok sehingga menarik dan memiliki
kesan tersendiri.
Selama
ini, dia mendapatkan pasokan kulit kodok dari berbagai tempat rumah makan yang
menyediakan sate kodok. "Kami memanfaatkan limbah dari perusahaan makanan
katak, perusahaan makanan, restoran sate swikey adanya di luar Jawa,"
ungkapnya.
Aneka
produk fasyen yang dihasilkan itu dibanderol mulai dari Rp 4 juta - Rp 8 juta
per buah. Pelanggannya pun sudah mencapai di benua Eropa. "Ekspor di
Italia, Jerman, Perancis, Singapura setiap minggu," papar dia.
Adapun
pengerjaannya satu sepatu hanya mencapai 10 hari dan sepenuhnya menggunakan
tangan manusia. "1-10 hari, cetakannya full handmade dan kami menyediakan
garansi hingga 5 tahun," ungkapnya.
Selain
kulit kodok, dia juga mengatakan kulit limbah bambu sebagai bahan baku, seperti
sepatu laki-laki dan perempuan. (bn)
No comments:
Post a Comment