Setiap
orang bisa menjadi wirausahawan tanpa melihat latar belakang kehidupannya.
Buktinya, seorang sarjana sistem komputer, Lucky Mandala Putra, mampu
mengumpulkan lebih dari Rp100 juta per bulan dengan berjualan roti bakar.
Ditulis
pada Selasa 17 Februari 2015, pendiri usaha "Roti Comel" ini
menceritakan awal mulanya mendirikan bisnis roti bakar.
Pada
tahun 2013, dia membuka warung roti bakar. Setelah melihat contoh-contoh bisnis
roti bakar, Lucky heran mengapa roti bakar yang menurutnya standar, tapi bisa
berkembang luas.
Tercetuslah
satu ide: roti bakar itu menggunakan salah satu merek cokelat ternama. Setelah
itu, baru terlintas nama usahanya.
"Apa,
ya, nama yang gampang diingat dan disebut: Cokelat Meleleh, akhirnya namanya
Roti Comel (Cokelat Meleleh)," kata dia.
Awalnya
ditentang ibu
Lucky
mengatakan, ide menjadi seorang
entrepreneur sempat ditentang ibunya. Ibunya meminta ia bekerja terlebih dahulu
untuk mengumpulkan modal. Lulusan STT Telkom ini pun tak ingin membantah sang
ibu. "Karena ibu yang menyuruh, saya tidak mungkin menolak," kata
dia.
Dia
pun sempat bekerja di bagian sales IT di salah satu perusahaan untuk menuruti
permintaan ibunya, tapi hanya bisa bertahan selama enam bulan. Di bulan
keempat, surat pengunduran diri disampaikan dan pada bulan keenam ia tidak
bekerja lagi.
"Di
tengah jalan saya tidak sanggup. Tidak cocok kalau kerja sama orang. Kalau
kerja sendiri, ketika dapat masalah, bisa menyelesaikan sendiri. Kalau kerja
sama orang, ruang bebasnya terbatas," kata Lucky.
Lucky
akhirnya mendapatkan dukungan dari sang ibunda. Dengan modal Rp20 juta, Rp12 juta dari kantongnya sendiri dan Rp8
juta berasal dari bantuan orang tua dan pamannya, anak kedua dari tiga
bersaudara ini memulai usaha roti bakarnya. Awalnya, lokasi berjualan bukan di
kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
"Pertama
kali buka tanggal 6 September 2013 di kawasan Salemba, Jakarta Pusat.
Alhamdulillah di sana agak ramai, lalu pindah ke sini (Pancoran)," kata
dia.
Lucky
pun memilih konsep warung tenda untuk roti bakarnya, sebab konsep ini
memberikan kesan harga makanan yang ditawarkan cukup terjangkau.
Modal
Rp20 juta pun digunakan untuk mendapatkan tenda, meja, alat-alat berjualan, dan
bahan makanan. Kebetulan, kata dia, ada orang yang menawarinya berjualan di
lokasi yang sama.
"Orang
yang jualan roti bakar di Salemba nggak melanjutkan usahanya. Saya yang
ngelanjutin. Jadi, saya pakai tempat orang," kata dia.
Awal
mula berjualan, kata Lucky, Roti Comel hanya laku 16 porsi roti per hari.
Paling banter, 20-25 porsi roti comel.
"Seiring
jalannya usaha, penjualannya naik sedikit-sedikit. Kalau sekarang, kadang bisa
300-350 porsi roti comel," kata dia.
Lucky
menambahkan, usahanya didukung keluarga dekat dan teman-temannya, terutama
teman kuliah. Dukungan dari teman-temannya, kata dia, berupa
"kunjungan" ke warung Roti Comel dan membuat warung seolah-olah ramai
dan meramaikan di media sosial.
"Mereka
sering promosi lewat medsos. Kalau saya, saya jarang promosi di medsos. Karena
foto-foto dan sering check-in di medsos, banyak yang datang. Mereka penasaran.
Bahkan, sampai dikira warung ini bukan punya saya," kenang dia.
Kini,
lanjut Lucky, modal usahanya merangkak naik. Untuk pindah ke daerah Pancoran,
penyuka makan ini merogoh kocek yang cukup dalam: Rp150 juta. Uang ini untuk menyewa tempat dan membeli alat-alat
baru, seperti tambahan piring, mangkuk, dan tikar. Konsep warung pun
dipertahankan.
"Letaknya
strategis. Ini, kan, akses utama orang ke Kalibata, Depok, dan Bogor,"
kata dia.
Roti
Comel, kata Lucky, menawarkan menu-menu roti bakar sampai paket nasi (bento).
Misalnya, roti comel--roti dengan cokelat dairy milk meleleh dan disajikan
dengan susu kental manis vanila dan keju parut, dibanderol dengan harga Rp14
ribu per porsi.
Lalu,
roti bakar isi durian dan disajikan dengan keju dan susu kental manis Rp17 ribu
per porsi, dan roti cetar--roti bakar isi cokelat dairy milk meleleh dengan es
krim dan taburan meses, cokelat butiran, dan irisan wafer cokelat Rp20 ribu per
porsi. Roti Comel juga menyajikan roti bakar biasa, seperti isi cokelat,
kacang, stroberi, dan bluberi. Harganya mulai dari Rp7-12 ribu per porsi.
Tak
hanya roti
Tak
ingin roti? Warung ini juga menawarkan menu mie instan yang dihargai Rp6-17
ribu, camilan seperti sosis, otak-otak, kentang goreng, dan siomai udang
seharga Rp10-17 ribu per porsi.
Lalu,
ada paket nasi bento shrimp roll dan spicy chicken seharga Rp18 ribu per porsi.
Minumannya, seperti teh tawar, kopi susu, dan teh tarik dihargai Rp2-10 ribu
per gelas.
"Mengapa
ada bento? Beberapa orang bertanya apakah ada menu nasi. Kalau mie instan,
standar. Ya, sudah, sekalian saya beri menu nasi dan yang simple pilihannya,
ya, bento ini," kata dia.
Menu
andalan di warungnya, sejauh ini masih roti comel, roti es krim, roti bakar
durian, dan roti bakar cetar. Untuk roti comel, kalau penjualan di hari biasa,
bisa habis 200-250 porsi, tapi kalau weekend, penjualannya bisa 300-350 porsi.
Per
bulannya, Roti Comel menghabiskan 900 bungkus roti, 70 kg cokelat dairy milk
batangan, 960 kaleng susu cair, dan 90 kg keju cheddar. Per harinya, usaha ini
menghabiskan 2 buah durian dan 8 liter es krim. Cokelat tabur yang dihabiskan
per hari sebanyak 3-4 bungkus. "Kalau selai, belum tentu sehari habis satu
jar," kata dia.
Bahan
baku
Lalu,
bagaimana caranya mendapatkan bahan baku itu? Lucky mengatakan, sudah ada
pemasok untuk keperluan Roti Comel.
Roti
bakarnya merupakan roti produk rumahan dan ada pemasoknya. Keju dan susu kaleng
juga ada pemasoknya yang berupa second hand. "Kalau cokelat dairy milk,
saya beli langsung," kata dia.
Dengan
harga yang terjangkau, Lucky pun membidik kalangan remaja, yaitu pelajar
menengah atas sampai mahasiswa.
"Saya
melihat pasarnya yang gampang. Mereka ingin cari hal-hal baru. Kalau puas,
mereka promosikan kepada teman-temannya. Harganya harga mahasiswa," ujar
pria kelahiran tahun 1990 itu.
Lantas,
berapa keuntungannya saat ini? Penyuka kuliner ini pun membeberkan omzetnya per
bulan: Rp120-125 juta. "Alhamdulillah sudah BEP (break event point/balik
modal). Baru bulan kemarin," kata dia.
Lucky
pun melirik jejaring sosial seperti Twitter, untuk promosi Roti Comel. Memang,
diakuinya, kekuatan media sosial cukup besar karena paling murah dan efektif.
"Kalau
nge-print, orang sudah capek-capek mencetak selebaran, dikasih ke orang lain,
dilihat, lalu buang. Kalau media sosial itu modalnya handphone dan paket data.
Saya juga modalnya hanya paket data (untuk promosi)," kata dia.
Meskipun
demikian, bukan berarti usahanya lancar bak jalan tol. Lucky mengaku, bisnis
roti bakarnya pun tak luput dari kendala-kendala. Kendala utama, ya, modal, dan
sumber daya manusia (SDM).
"Kendala
awal banget itu SDM dan modal. Kalau modal, ya, uang. Kadang lagi perlu tambah
meja, tapi tidak ada uang. Lalu, cari orang yang mau kerja sama loyal susah.
Dari awal saya bongkar pasang personel," kata Lucky.
Awal
mulai berusaha, baru ada dua orang yang menjadi karyawan Roti Comel, sekarang
jumlahnya mencapai tujuh belas orang. Lucky pun menyediakan fasilitas kepada
belasan karyawan Roti Comel, yaitu kamar kos dan makan. "Itu fasilitas dan
tidak potong gaji," kata dia.
Selain
modal dan tenaga kerja, Lucky mengeluhkan waktu berkumpul dengan keluarga pun
menjadi berkurang. Misalnya, dia acapkali pulang malam dan mendapati ibunya
sudah tidur. Waktu berkumpul dengan teman-teman pun berkurang.
Hal
lain yang tak pernah dijalani dan harus dilakukannya adalah multitasking. Dia
harus menjadi manajer, tapi di saat bersamaan harus menjadi bagian human
resource development (HRD), dan keuangan. Pusingnya di situ, aku Lucky, karena
semua hal diurus sendirian. "Tapi bisa atur waktu sendiri. Itu
sukanya," kata dia.
Lucky
berharap bisa "membesarkan" Roti Comel di kawasan Pancoran, seperti
membuat tempatnya menjadi tingkat karena kerap kekurangan tempat ketika tengah
ramai pengunjung.
Sekadar
informasi, Roti Comel belum punya cabang dan baru ada di lokasi Pancoran.
Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk membuka cabang di tempat
lain.
"Ada
keinginan buka di mana-mana. Cuma, itu nggak tahu, ya. Rencananya, sih, saya
ingin ke Bali. Kemarin saya cek-cek daerah sana," kata dia.Kalau ingin
mencicipi lezatnya seporsi roti comel, Anda bisa berkunjung ke Jalan Raya Pasar
Minggu No. 29 B, Pancoran, Jakarta Selatan.Atau Anda bisa mengontak Roti Comel
lewat akun Twitter @roticomel dan akun Instagramnya roticomel.
Jika
ingin memesan roti ini untuk katering, Anda juga bisa mengontak Lucky lewat
surat elektronik roti.comel@gmail.com.
"Biasanya
langsung ketemuan kalau mau pesan. Saya terima pesanan, tapi kalau kami
sanggup. Biasanya ada 50 porsi," kata dia.
No comments:
Post a Comment