Thursday, February 9, 2012

Fraser Doherty, Tinggalkan Sekolah demi Bisnis

Menjadi kaya raya di usia muda merupakan impian banyak orang. Fraser Doherty, pengusaha remaja Skotlandia, berhasil mewujudkan impian itu. Kejelian melihat peluang bisnis merupakan kunci sukses Doherty.
Semuanya berawal dari rasa cintanya terhadap selai. “Sejak kecil, saya memang memfavoritkan selai. Sejak usia delapan tahun, saya telah memiliki berbagai proyek untuk membuat selai,” paparnya kepada The Sun. Dia terus bekerja untuk menghasilkan selai yang terbaik.“Awalnya, saya hanya berkeinginan menambah uang saku semata,”paparnya kepada BBC.

Tak disangka-sangka, selai itu justru menjadi “masa depan” Doherty. Mengandalkan teman-teman, saudara kandung, dan gurunya, Doherty memulai bisnis di rumahnya pada saat berusia 14 tahun. Tepatnya pada 2002, Doherty mulai membuat selai berdasarkan resep neneknya. “Penyemangat datang ketika nenek saya mengajarkan bagaimana resep rahasia membuat selai. Puncaknya ketika saya mampu membuat selai sendiri dan akhirnya menjualnya dari pintu ke pintu,” ungkap Doherty.

Meski konsep bisnis yang digelutinya termasuk model tradisional, dia terbilang sukses. Doherty menjamin bahwa selai yang dibuatnya berasal dari buah alami yang dipetik langsung dari kebun milik para petani di Skotlandia. Rasa selai yang dibuat Doherty pun sangat kental dengan buah dibandingkan merek lain. Doherty membuat selai dari dapur orang tuanya di Edinburg, Skotlandia.

Selanjutnya, dia menjual selai itu kepada tetangga dan teman-temannya di gereja. Sebagian besar pelanggan pun mulai menjadi pelanggan setia Doherty. Selai itu bermerek Superjam. Seiring perjalanan waktu, Doherty menerima pesanan dalam jumlah besar. Dia lantas mendirikan pabrik dan mempekerjakan sekitar 200 orang.

Dia sudah memiliki ratusan karyawan di saat usianya baru 15 tahun, ketika teman sebayanya masih bergelut dengan buku dan menikmati masa remaja. Dengan tekad untuk memajukan perusahaan yang dirintisnya, pada usia 16 tahun Doherty keluar dari sekolah dengan restu dari kedua orangtuanya. Takdir berpihak kepada Doherty. Pada awal 2007, Waitrose, sebuah supermarket high-end di Inggris, mendekati Doherty.

Mereka berharap agar Superjam dijual di toko mereka. Hanya dalam beberapa bulan, Superjam pun memasok 184 toko Waitrose. Bisnis selai Doherty pun berkembang pesat. Sambutan publik sangat baik lantaran rasa selai Superjam memang dikenal beda dengan merek lain. Ingin melebarkan sayap, tanpa keraguan sedikit pun Doherty meminjam 5.000 poundsterling atau sekitar USD 9.000 (Rp 86,4 juta) dari sebuah bank.

Rencananya, dia ingin memproduksi tiga rasa selai, yaitu Blueberry & Blackcurrant, Rhubarb & Ginger dan Cranberry & Raspberry. Tesco dengan 300 jaringan tokonya juga menawarkan kerja sama dengan Doherty untuk menjual Superjam. Doherty dijuluki sebagai pemasok termuda pada sebagian besar supermarket di Inggris.

Dia pun diprediksi sebagai “raja kecil”yang bakal menjadi “raja diraja” pemasok selai di Inggris. Pada2008,Superjammampumenembus angka penjualan USD1,2juta atau naik 60% dibandingkan 2007. Majalah bisnis ternama Forbes pun memuji. Kini, Doherty berencana menyaingi Sainsbury, salah satu perusahaan yang memproduksi berbagai jenis makanan terbesar di Inggris.

“Saya membuat selai karena saya memang menyukai selai,”ujar Doherty. Pada 2008, Doherty meluncurkan sebuah proyek sosial bertajuk “Pesta Teh Superjam” dan berhasil menyelenggarakan 100 pesta teh di Skotlandia dan Inggris. Mereka yang diundang dalam pesta teh itu adalah orang berusia lanjut yang tinggal sendiri atau mereka yang tinggal di panti wreda.

Selain itu, Dorothy juga pernah mengoordinasi acara pengumpulan pakaian rajutan. Pada 2008, pakaian rajutan itu dikirimkan ke anak yatim piatu di India. Berbagai penghargaan diraih Doherty. Pada 2007, dia meraih Global Student Entrepreneur of The Year,sebuah penghargaan bagi para siswa yang menjadi pengusaha di seluruh dunia. (Sindo)

No comments: