Menekuni bisnis bukan berarti hanya bertujuan mengeruk keuntungan. Di
dalam keuntungan berlimpah terdapat kewajiban moral untuk membantu
sesama. Demikian yang diyakini Adam Hildreth.
Adam Hildreth meninggalkan bangku sekolah pada usia 16 tahun demi
menjalankan bisnis situs jejaring sosial Dubit Limited. Tak puas dengan
satu perusahaan, pada 2005, Hildreth mendirikan Crisp Thinking, sebuah
perusahaan yang memproduksi peranti lunak untuk menangkal para pelaku
kejahatan online. Hildreth pun disebut sebagai calon miliarder di masa
mendatang.
Dalam kajian British Millionaires of the Future, dia
diprediksi bakal memiliki kekayaan bersih mencapai 40 juta poundsterling
pada 2020. Padahal, penghasilan bersihnya mencapai USD 50 juta pada
usianya saat ini. Dalam daftar anak muda terkaya di dunia versi Sunday
Times pada 2008, Hildreth menduduki peringkat ke-23 dengan nilai
kekayaan 25 juta poundsterling. Bisa dikatakan, Hildreth merupakan salah
satu enterpreneur sukses yang mulai bisnis pada usia belasan tahun.
Pada
1999 atau tepatnya ketika berusia 14 tahun, pria asal West Yorkshire,
Inggris, ini mendirikan situs jejaring sosial yang diberi nama Dubit
Limited. Situs itu pun menjadi agen pemasaran bagi anak muda. Tak
mengherankan jika perusahaan seperti Coca-Cola memanfaatkan situs ini
untuk menjaring konsumen dari kalangan muda. Ketika mendirikan Dubit
Limited, peraih The Yorkshire Young Achievers Awards pada 2003 ini
mengalami sedikit kontroversi karena meninggalkan bangku sekolah.
Ketika
itu, dia ingin melawan secara positif pendapat gurunya bahwa untuk
sukses dalam menjalankan bisnis harus meraih gelar sarjana. “Jika ingin
sukses bisnis di segala bidang, kamu harus kuliah di universitas
terlebih dahulu,” kata Hildreth menirukan perkataan sang guru waktu itu.
Jiwa pemberontak Hildreth meluap. Ketika masih berusia belasan tahun,
Hildreth mengungkapkan kepada sang guru, untuk menjadi enterpreneur
sukses tak harus belajar ke universitas.
“Saya tak setuju kalau
sarjana pasti sukses! Banyak jalan ketika saya memulai menjalankan
Dubit,” paparnya. “Saya membuktikan bahwa perkataan guru ekonomi di
sekolah saya itu sangat keliru,” imbuhnya. Dia pun memilih keluar dari
sekolah pada usia 16 tahun atau dua tahun setelah mendirikan Dubit
Limited. Untungnya, orangtua Hildreth mendukung langkah putranya.
“Bisnis
merupakan hal yang sederhana bagi saya,”tuturnya tanpa menonjolkan
kesombongan. Dia pun menjalankan Dubit Limited dari kamar tidurnya.
“Awalnya, saya mengelola Dubit Limited dari tempat tidur setiap sore dan
hari libur,”paparnya. Menurut Hildreth, para siswa yang keluar dari
sekolah memiliki “fleksibilitas” untuk memilih antara sekolah atau
bekerja.
Dia menuturkan bahwa seharusnya pemerintah memberikan
kebebasan kepada siswa untuk menentukan pilihan, bukannya memaksakan
kehendak semata dari satu pihak. Hampir empat tahun, Hildreth menjadi
memimpin Dubit Limited dan menjadikannya sebagai situs khusus anak muda
yang paling sering diakses di Inggris.
No comments:
Post a Comment