Monday, February 6, 2012

Adam Hildreth, Remaja Kaya asal Inggris

Menekuni bisnis bukan berarti hanya bertujuan mengeruk keuntungan. Di dalam keuntungan berlimpah terdapat kewajiban moral untuk membantu sesama. Demikian yang diyakini Adam Hildreth.
 Adam Hildreth meninggalkan bangku sekolah pada usia 16 tahun demi menjalankan bisnis situs jejaring sosial Dubit Limited. Tak puas dengan satu perusahaan, pada 2005, Hildreth mendirikan Crisp Thinking, sebuah perusahaan yang memproduksi peranti lunak untuk menangkal para pelaku kejahatan online. Hildreth pun disebut sebagai calon miliarder di masa mendatang.

Dalam kajian British Millionaires of the Future, dia diprediksi bakal memiliki kekayaan bersih mencapai 40 juta poundsterling pada 2020. Padahal, penghasilan bersihnya mencapai USD 50 juta pada usianya saat ini. Dalam daftar anak muda terkaya di dunia versi Sunday Times pada 2008, Hildreth menduduki peringkat ke-23 dengan nilai kekayaan 25 juta poundsterling. Bisa dikatakan, Hildreth merupakan salah satu enterpreneur sukses yang mulai bisnis pada usia belasan tahun.

Pada 1999 atau tepatnya ketika berusia 14 tahun, pria asal West Yorkshire, Inggris, ini mendirikan situs jejaring sosial yang diberi nama Dubit Limited. Situs itu pun menjadi agen pemasaran bagi anak muda. Tak mengherankan jika perusahaan seperti Coca-Cola memanfaatkan situs ini untuk menjaring konsumen dari kalangan muda. Ketika mendirikan Dubit Limited, peraih The Yorkshire Young Achievers Awards pada 2003 ini mengalami sedikit kontroversi karena meninggalkan bangku sekolah.

Ketika itu, dia ingin melawan secara positif pendapat gurunya bahwa untuk sukses dalam menjalankan bisnis harus meraih gelar sarjana. “Jika ingin sukses bisnis di segala bidang, kamu harus kuliah di universitas terlebih dahulu,” kata Hildreth menirukan perkataan sang guru waktu itu. Jiwa pemberontak Hildreth meluap. Ketika masih berusia belasan tahun, Hildreth mengungkapkan kepada sang guru, untuk menjadi enterpreneur sukses tak harus belajar ke universitas.

“Saya tak setuju kalau sarjana pasti sukses! Banyak jalan ketika saya memulai menjalankan Dubit,” paparnya. “Saya membuktikan bahwa perkataan guru ekonomi di sekolah saya itu sangat keliru,” imbuhnya. Dia pun memilih keluar dari sekolah pada usia 16 tahun atau dua tahun setelah mendirikan Dubit Limited. Untungnya, orangtua Hildreth mendukung langkah putranya.

“Bisnis merupakan hal yang sederhana bagi saya,”tuturnya tanpa menonjolkan kesombongan. Dia pun menjalankan Dubit Limited dari kamar tidurnya. “Awalnya, saya mengelola Dubit Limited dari tempat tidur setiap sore dan hari libur,”paparnya. Menurut Hildreth, para siswa yang keluar dari sekolah memiliki “fleksibilitas” untuk memilih antara sekolah atau bekerja.

Dia menuturkan bahwa seharusnya pemerintah memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan pilihan, bukannya memaksakan kehendak semata dari satu pihak. Hampir empat tahun, Hildreth menjadi memimpin Dubit Limited dan menjadikannya sebagai situs khusus anak muda yang paling sering diakses di Inggris.

No comments: