Wednesday, April 25, 2012

Callum Davis, Pebisnis Remaja yang Peduli Lingkungan

Masyarakat dunia kini semakin peduli terhadap lingkungan. Bisnis yang berkaitan dengan hal tersebut juga semakin semarak, termasuk produk kebun rumah ramah lingkungan.

Callum_DavisMelihat prospek yang cerah itu, pengusaha muda asal Inggris Callum Davis pun terjun ke bisnis tersebut. Pria berusia 19 tahun ini mengembangkan produk-produk kebun dan taman di rumah dan kantor, mulai dari pot, bunga hingga tanaman buah. Dia juga kerap menyilangkan berbagai jenis tumbuhan.

Produk bisnis ini telah mendapatkan pengakuan di Inggris. Bulan depan, usia Davis baru menginjak 20 tahun. Namun perusahaannya, EcoCharlie, yang mempekerjakan lima karyawan tetap tahun ini berhasil meraih pendapatan 150.000 poundsterling atau Rp2,12 miliar. Padahal, bisnis itu baru berusia satu tahun. Davis kini menjadi pengusaha muda Inggris yang mampu mencapai kesuksesan setelah mengembangkan inovasi, membuat produk kebun yang diterima pasar, mampu menggeser kompetitor, serta menjadi solusi bagi lingkungan. Besarnya keuntungan diperoleh karena Davis bukan hanya menjual produk,tapi juga jasa,termasuk sistem pengairan kebun dan pemeliharaan kebun. Untuk pengairan, dia mengembangkan sistem pengairan otomatis, Aquadrip, yang mampu mengalirkan air selama satu minggu di kebun.

Produk itu dibuat di barang-barang bekas. Davis juga memanfaatkan ampas kopi yang diperolehnya untuk dijadikan sebagai bahan mengusir siput dan kodok. Ampas kopi itu dikemas ulang dan dijual kembali ke masyarakat. Itu berawal ketika teman-teman karib Davis menjulukinya sebagai “pria kodok” karena keahlian di bidang yang berkaitan dengan lumpur dan tanah. Ditambah lagi, dia mengaku takut dengan kedua binatang tersebut. Dari hal itu, Davis justru mendapatkan inspirasi dari kebenciannya terhadap kodok dan siput. “EcoCharlie memproduksi pengusir hama yang terbuat 100 bahan alami dan tidak merusak lingkungan. Yang terpenting tanpa bahan kimia,” paparnya.

Sukses dengan serbuk pengusir siput dan kodok, selanjutnya Davis membuat produk baru, yakni pengusir tikus berupa dua benih tumbuhan. Dua benih tersebut harus ditanam bersama dan mampu menangkal tikus. Dia mengklaim bahwa penangkis tikus tersebut salah satu yang paling efektif dibandingkan produk lain di pasaran dan jaminan 100% alami. Apa yang diperoleh Davis saat ini setelah melewati pilihan sulit. Awalnya Davis sempat ragu sebelum terjun ke dunia bisnis, terutama menghadapi pilihan melanjutkan kuliah atau fokus bisnis. Namun setelah menyelesaikan studi diplomanya pada Juni 2008, dia memutuskan menangguhkan untuk sementara di Universitas Plymouth.

Faktor keluarga juga menjadi pertimbangan Davis menekuni dunia bisnis. Apalagi, bisnis ayahnya di bidang properti mengalami penurunan akibat resesi. Kemudian, ibunya pun memasuki usia pensiun. Ketika itu, dia berpikir bagaimana caranya menemukan jalan baru agar mendapatkan uang untuk hidup. Ditambah dengan latar belakang pendidikan lingkungan setingkat diploma yang pernah ditekuni Davis selepas SMA di Kampus Godalming, Surrey, Inggris, makin kuat posisinya agar lebih berkonsentrasi di EcoCharlie.

Davis menjalani aktivitas setiap hari mulai 08.30 pagi. Dia memulai pagi harinya dengan mengecek email dan melihat persediaan barang. Kemudian, menyusun jadwal promosi produk ke beberapa klien. Tidak ketinggalan, dia pun menyediakan waktu untuk bertemu dengan para mentor bisnisnya.

No comments: