Masyarakat dunia kini semakin peduli terhadap lingkungan. Bisnis yang
berkaitan dengan hal tersebut juga semakin semarak, termasuk produk
kebun rumah ramah lingkungan.
Melihat
prospek yang cerah itu, pengusaha muda asal Inggris Callum Davis pun
terjun ke bisnis tersebut. Pria berusia 19 tahun ini mengembangkan
produk-produk kebun dan taman di rumah dan kantor, mulai dari pot, bunga hingga tanaman buah. Dia juga kerap menyilangkan berbagai jenis tumbuhan.
Produk
bisnis ini telah mendapatkan pengakuan di Inggris. Bulan depan, usia
Davis baru menginjak 20 tahun. Namun perusahaannya, EcoCharlie, yang
mempekerjakan lima karyawan tetap tahun ini berhasil meraih pendapatan
150.000 poundsterling atau Rp2,12 miliar. Padahal, bisnis itu baru
berusia satu tahun. Davis kini menjadi pengusaha muda Inggris yang mampu
mencapai kesuksesan setelah mengembangkan inovasi, membuat produk kebun
yang diterima pasar, mampu menggeser kompetitor, serta menjadi solusi
bagi lingkungan. Besarnya keuntungan diperoleh karena Davis bukan hanya
menjual produk,tapi juga jasa,termasuk sistem pengairan kebun dan
pemeliharaan kebun. Untuk pengairan, dia mengembangkan sistem pengairan
otomatis, Aquadrip, yang mampu mengalirkan air selama satu minggu di
kebun.
Produk itu dibuat di barang-barang bekas. Davis juga
memanfaatkan ampas kopi yang diperolehnya untuk dijadikan sebagai bahan
mengusir siput dan kodok. Ampas kopi itu dikemas ulang dan dijual
kembali ke masyarakat. Itu berawal ketika teman-teman karib Davis
menjulukinya sebagai “pria kodok” karena keahlian di bidang yang
berkaitan dengan lumpur dan tanah.
Ditambah lagi, dia mengaku takut dengan kedua binatang tersebut. Dari
hal itu, Davis justru mendapatkan inspirasi dari kebenciannya terhadap
kodok dan siput. “EcoCharlie memproduksi pengusir hama yang terbuat 100
bahan alami dan tidak merusak lingkungan. Yang terpenting tanpa bahan
kimia,” paparnya.
Sukses dengan serbuk pengusir siput dan kodok,
selanjutnya Davis membuat produk baru, yakni pengusir tikus berupa dua
benih tumbuhan. Dua benih tersebut harus ditanam bersama dan mampu
menangkal tikus. Dia mengklaim bahwa penangkis tikus tersebut salah satu
yang paling efektif dibandingkan produk lain di pasaran dan jaminan
100% alami. Apa yang diperoleh Davis saat ini setelah melewati pilihan
sulit. Awalnya Davis sempat ragu sebelum terjun ke dunia bisnis,
terutama menghadapi pilihan melanjutkan kuliah atau fokus bisnis. Namun
setelah menyelesaikan studi diplomanya pada Juni 2008, dia memutuskan
menangguhkan untuk sementara di Universitas Plymouth.
Faktor keluarga juga menjadi pertimbangan Davis menekuni dunia bisnis. Apalagi, bisnis ayahnya di bidang properti
mengalami penurunan akibat resesi. Kemudian, ibunya pun memasuki usia
pensiun. Ketika itu, dia berpikir bagaimana caranya menemukan jalan baru
agar mendapatkan uang untuk hidup. Ditambah dengan latar belakang
pendidikan lingkungan setingkat diploma yang pernah ditekuni Davis
selepas SMA di Kampus Godalming, Surrey, Inggris, makin kuat posisinya
agar lebih berkonsentrasi di EcoCharlie.
Davis menjalani
aktivitas setiap hari mulai 08.30 pagi. Dia memulai pagi harinya dengan
mengecek email dan melihat persediaan barang. Kemudian, menyusun jadwal
promosi produk ke beberapa klien. Tidak ketinggalan, dia pun menyediakan
waktu untuk bertemu dengan para mentor bisnisnya.
No comments:
Post a Comment