Saturday, June 9, 2012

KK, Jadi Entrepreneur Sejak 10 Tahun

Saat musim dingin, kebanyakan orang menggunakan sarung tangan. Akan tetapi, tidak sedikit dari mereka yang justru terganggu karena jari tangan mereka tidak bebas bergerak.

wrintie1011Kondisi inilah yang menginspirasi Kathryn KK Gregory yang pada 1994 saat berusia 10 tahun menciptakan wristies, sarung tangan tanpa jari. Meski tanpa jari, sarung tangan ini tetap bisa berfungsi untuk menjaga pergelangan tetap hangat dan jari-jari tetap bebas bergerak. Bagaimana wristies tercipta? Setelah badai salju New England, KK bermain di halaman rumahnya membangun sebuah benteng salju bersama adiknya. Meski sudah mengenakan pakaian musim dingin, KK merasa frustrasi karena salju terus jatuh di atas lengan mantelnya.

Kemudian, dia masuk rumah. Ibunya menyarankan agar KK menjahit sesuatu antara lengan dengan sarung tangan. Dengan bantuan ibunya, dia menjahit beberapa bulu sintetis ke dalam silinder, pas di atas lengan dan tangannya. Karena ingin agar jari-jarinya terbebas dari sarung tangan, KK memotong celah jari-jarinya. Dari situlah muncul ide untuk membuat sarung tangan yang tetap bisa menghangatkan pergelangan tangan, tetapi tidak mengganggu jari-jari untuk bergerak. Akhirnya gadis kecil ini menciptakan wristies yang dipakai di bawah mantel.

Wristies bisa digunakan dengan atau tanpa sarung tangan. Untuk menguji ketangguhan wristies, Kathryn meminta bantuan pasukan pramukanya. Siapa sangka hasil penemuan yang tidak disengaja itu di bisa menghasilkan uang yang tidak sedikit. Penemuan KK akhirnya dipatenkan dan memakai merek namanya sendiri “KK”. Kala memulai bisnis di usia muda, KK banyak mengalami tantangan. Hal tersulit yang dihadapi tentu saja membuatnya serius. Karena usianya yang masih muda, dia tidak mampu memimpin usaha, sehingga membutuhkan bantuan sang ibu.

Hal ini membuat munculnya anggapan bahwa ide wristies datang dari sang ibu. Perjalanan waktu terbukti bahwa wristies merupakan ide asli KK. Bahkan kala masih belia, dia secara gigih memasarkan hasil temuannya. Cara pemasaran pertama adalah dengan setia memakai wristies di pergelangan tangannya sendiri. Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan dan keingintahuan orang yang melihatnya. Dia menerapkan prinsip pemasaran “Pakai produk Anda, gunakan produk Anda dan berbicaralah tentang produk Anda”. Dengan cara itulah, dia membangun label KK.

Tantangan lain yang dihadapinya adalah banyaknya godaan yang menghampiri. Godaan itu datang sejumlah teman bahkan tidak sedikit yang mengejeknya. Bahkan, kakaknya sendiri turut menggoda. Namun, bisnis wristies tetap tumbuh dan media pun sangat tertarik dalam menceritakan kisah tentang bagaimana anak muda mempunyai ide dan menjualnya sendiri. Kesuksesan dan kegigihannya pun akhirnya banyak menjadi berita.

Setelah karyanya mendapat perhatian masyarakat, KK bersama ibunya mendirikan perusahaan, Wristies Inc, perusahaan yang memproduksi dan menjual wristies. Sebagai entrepreneur muda, KK bisa bekerja sama dengan sejumlah perusahaan besar seperti Girl Scouts, Federal Express, dan McDonald’s. Pada 1997, KK menjadi orang termuda bisa menjual produk lewat QVC, televisi belanja. Ketika KK sekolah hingga kuliah, sang ibu selalu membantu mengembangkan usaha.

Setelah selesai kuliah selama beberapa tahun, dia berkeliling dunia, dari California hingga Asia Tenggara. KK sekarang menetap di Maine dan menjabat sebagai presiden perusahaan. Wristies dijual seharga USD10 sampai USD25 di toko-toko terpilih, juga dipasarkan di Amazon.com, Wristies.com serta media lain. Cerita wristies menjadi kisah mercusuar bagi siswa di seluruh negeri. Hal ini terbukti memberikan inspirasi dan digunakan sebagai alat pendidikan dalam kelas. (*/Koran Sindo)

No comments: