Mark Bao, saat ini berusia 18 tahun
dan masih bersekolah di sebuah SMA di Boston, AS. Dalam usia semuda
itu, Bao sudah memiliki 11 unit bisnis digital. Tiga di antaranya sudah
berhasil dia jual.
Bao
kini menjabat sebagai CEO Avecora, sebuah perusahaan yang dia gambarkan
bertujuan untuk “mengubah secara fundamental cara kita berkomunikasi
dan memfasilitasi interkoneksi antar semua orang dan perangkat
komunikasi.” Jaringan global ini rencananya akan dia luncurkan pada
2013. Selain itu, dia juga memiliki beberapa proyek startup lain seperti Genevine, Supportbreeze, dan Classleaf.
Tidak hanya itu, berpendirian bahwa
“berkontribusi balik kepada masyarakat melalui mekanisme nonprofit
adalah sesuatu yang sangat penting untuk saya”, Bao mendirikan
organisasi nonprofit, Genevine Foundation dan The Center for Ethical
Business.
“Saya bergerak cepat. Saya ambisius. Saya hadir untuk membawa perubahan,” begitu Bao mendeskripsikan dirinya.
Dalam sebuah wawancara dengan juniorbiz.com,
Bao mengatakan cita-citanya adalah mengumpulkan kekayaan hingga US$10
miliar atau Rp90 triliun. Dari jumlah itu, 80 persen akan dia sumbangkan
kepada organisasi nonprofit di bidang penelitian dan bantuan
kemanusiaan. "Adapun 5 persen lainnya akan digunakan untuk membantu
perusahaan startup untuk tumbuh," ucap Bao.
Bao—seorang imigran China—mulai
menjadi teknopreneur sejak dia duduk di bangku kelas 5 SD. Menggunakan
Visual Basic 6.0 dia menulis sebuah aplikasi sederhana untuk mengatur
jadwal membuat PR dan membantu dia menulis makalah. Dia lalu mengkopi
program itu ke disket dan menjualnya ke teman-teman sekolah.
Startup
pertama dia diluncurkan di tahun pertamanya di SMA. Namanya
Debateware.com. Ini adalah system manajemen even untuk organisasi debat.
Bao dan partner bisnisnya berhasil menjual program ini ke sebuah
organisasi debat terbesar di AS. (*/Vivanews)
No comments:
Post a Comment