Tiga puluh satu tahun lalu, Zhang Hua Mei menjadi warga China pertama
yang meraih izin berbisnis dari rezim komunis yang berkuasa. Dari izin
tersebut, dia pun disebut sebagai pengusaha pertama yang legal di China.
Tiga puluh satu tahun lalu, Zhang Hua Mei menjadi warga China pertama
yang meraih izin berbisnis dari rezim komunis yang berkuasa. Dari izin
tersebut, dia pun disebut sebagai pengusaha pertama yang legal di China.
“Dulu,
Pemerintah China tidak mengizinkan kita untuk berbisnis. Di sini di
Wenzhou, China, kantor pemerintah akan bertindak keras untuk menutup
perusahaan atau bisnis yang ilegal,”katanya kepada BBC. “Saya harus
berhati-hati!” ujar Zhang. Setelah kesuksesan Zhang meraih izin, pada
1980-an sekitar 1.843 pebisnis mendapatkan hak yang sama dari Pemerintah
China.
Kini, puluhan juta orang China mendapatkan akses bisnis
dengan mudah. Harus diakui,jika dulu Zhang tidak mengajukan izin
berbisnis, ekonomi China tidak akan bangkit seperti sekarang ini.
Media-media pun menyebut Zhang sebagai pelopor pengusaha legal di China.
Zhang mengajukan izin untuk mendirikan bisnis saat menginjak usia 19
tahun. Tepat 30 November 1979, dia memperoleh izin resmi berdagang.
Ketika itu,Pemerintah China mengeluarkan kebijakan reformasi dan
keterbukaan pada 1978. Dengan izin di tangan, dia tidak takut polisi dan
militer berseliweran di depan rumahnya. Maklum, dia tinggal di negara
komunis di mana kebebasan dan kemerdekaan berpendapat sangat dikekang.
“Awalnya,
saya tidak mengetahui bahwa saya merupakan orang yang pertama kali
mendapatkan izin bisnis di China hingga kemudian, pada 2004, ada
televisi lokal yang ingin mewawancarai saya,” katanya kepada crienglish.
Perempuan yang selalu ramah itu mengungkapkan bahwa dirinya membuka
bisnis karena tidak memiliki pilihan lain. Dia mengaku berlatar keluarga
miskin dan setelah lulus SMP dia tidak bisa langsung mendapat
pekerjaan,sementara teman-temannya bisa bekerja di perusahaan milik
pemerintah. Parahnya, Zhang mengaku sempat stres karena tidak mengetahui
apa yang harus dilakukan hingga sang ayah menyarankan Zhang untuk
membuka bisnis kecil-kecilan. Zhang mengaku usahanya pertama kali adalah
menjual jam mainan di jalanan. Awalnya, dia takut dan khawatir
pemerintah lokal datang ke rumah dan membubarkan aktivitas dagangnya.
Dari
pengalamannya bepergian ke Shanghai untuk membeli mainan, dia kemudian
beralih ke bisnis kancing. Dia berpikir semua pakaian membutuhkan
kancing dan selama dunia belum kiamat,manusia akan membutuhkan kancing.
Nah, tiga puluh satu tahun berikutnya, Zhang menjadi miliarder dari
bisnis kancing baju. Dia tidak lagi berposisi sebagai pedagang, tapi
mempunyai pabrik sendiri. Kancing baju yang diproduksinya diekspor ke
berbagai belahan dunia. Jangan-jangan, kancing baju yang dipakai Anda
pun disuplai dari perusahaan aksesori garmen Huamei yang dimiliki Zhang.
Kini, Zhang tentu tidak lagi duduk dan menunggu meja yang dipenuhi
aneka ragam kancing seperti 30 tahun lalu. Sekarang, dia lebih banyak
duduk di belakang meja di kantornya untuk mengatur transaksi bisnis ke
berbagai belahan dunia.
Dia pun kerap berpakaian seksi dengan
sepatu berhak tinggi di usia yang telah separuh abad. “Saya tidak
berpikir akan mengelola perusahaan besar,” paparnya. Melalui perusahaan
aksesori garmen Huamie,menurut Zhang, dirinya menghadapi kompetisi
setiap hari,mulai dari model kancing, bahan hingga pergeseran pasar.
“Semua bisnis masa sulitnya adalah ketika mengawali. Kita harus
mengorbankan waktu tidur dan bersenang-senang terlebih dahulu,”
paparnya. Nah, kini, kata dia, saatnya bersenang-senang dan menikmati
jerih payah dulu. Zhang pribadi mengaku gembira melihat perkembangan
bisnis di negaranya.
Ia senang ketika makin banyak kesempatan
bagi warga China untuk menciptakan terobosan dalam kehidupan.Baginya,
terobosan yang paling tepat adalah membuka ladang usaha, apa pun
bentuknya. (Sindo) “Dulu,
Pemerintah China tidak mengizinkan kita untuk berbisnis. Di sini di
Wenzhou, China, kantor pemerintah akan bertindak keras untuk menutup
perusahaan atau bisnis yang ilegal,”katanya kepada BBC. “Saya harus
berhati-hati!” ujar Zhang. Setelah kesuksesan Zhang meraih izin, pada
1980-an sekitar 1.843 pebisnis mendapatkan hak yang sama dari Pemerintah
China.
Kini, puluhan juta orang China mendapatkan akses bisnis
dengan mudah. Harus diakui,jika dulu Zhang tidak mengajukan izin
berbisnis, ekonomi China tidak akan bangkit seperti sekarang ini.
Media-media pun menyebut Zhang sebagai pelopor pengusaha legal di China.
Zhang mengajukan izin untuk mendirikan bisnis saat menginjak usia 19
tahun. Tepat 30 November 1979, dia memperoleh izin resmi berdagang.
Ketika itu,Pemerintah China mengeluarkan kebijakan reformasi dan
keterbukaan pada 1978. Dengan izin di tangan, dia tidak takut polisi dan
militer berseliweran di depan rumahnya. Maklum, dia tinggal di negara
komunis di mana kebebasan dan kemerdekaan berpendapat sangat dikekang.
“Awalnya,
saya tidak mengetahui bahwa saya merupakan orang yang pertama kali
mendapatkan izin bisnis di China hingga kemudian, pada 2004, ada
televisi lokal yang ingin mewawancarai saya,” katanya kepada crienglish.
Perempuan yang selalu ramah itu mengungkapkan bahwa dirinya membuka
bisnis karena tidak memiliki pilihan lain. Dia mengaku berlatar keluarga
miskin dan setelah lulus SMP dia tidak bisa langsung mendapat
pekerjaan,sementara teman-temannya bisa bekerja di perusahaan milik
pemerintah. Parahnya, Zhang mengaku sempat stres karena tidak mengetahui
apa yang harus dilakukan hingga sang ayah menyarankan Zhang untuk
membuka bisnis kecil-kecilan. Zhang mengaku usahanya pertama kali adalah
menjual jam mainan di jalanan. Awalnya, dia takut dan khawatir
pemerintah lokal datang ke rumah dan membubarkan aktivitas dagangnya.
Dari
pengalamannya bepergian ke Shanghai untuk membeli mainan, dia kemudian
beralih ke bisnis kancing. Dia berpikir semua pakaian membutuhkan
kancing dan selama dunia belum kiamat,manusia akan membutuhkan kancing.
Nah, tiga puluh satu tahun berikutnya, Zhang menjadi miliarder dari
bisnis kancing baju. Dia tidak lagi berposisi sebagai pedagang, tapi
mempunyai pabrik sendiri. Kancing baju yang diproduksinya diekspor ke
berbagai belahan dunia. Jangan-jangan, kancing baju yang dipakai Anda
pun disuplai dari perusahaan aksesori garmen Huamei yang dimiliki Zhang.
Kini, Zhang tentu tidak lagi duduk dan menunggu meja yang dipenuhi
aneka ragam kancing seperti 30 tahun lalu. Sekarang, dia lebih banyak
duduk di belakang meja di kantornya untuk mengatur transaksi bisnis ke
berbagai belahan dunia.
Dia pun kerap berpakaian seksi dengan
sepatu berhak tinggi di usia yang telah separuh abad. “Saya tidak
berpikir akan mengelola perusahaan besar,” paparnya. Melalui perusahaan
aksesori garmen Huamie,menurut Zhang, dirinya menghadapi kompetisi
setiap hari,mulai dari model kancing, bahan hingga pergeseran pasar.
“Semua bisnis masa sulitnya adalah ketika mengawali. Kita harus
mengorbankan waktu tidur dan bersenang-senang terlebih dahulu,”
paparnya. Nah, kini, kata dia, saatnya bersenang-senang dan menikmati
jerih payah dulu. Zhang pribadi mengaku gembira melihat perkembangan
bisnis di negaranya.
Ia senang ketika makin banyak kesempatan
bagi warga China untuk menciptakan terobosan dalam kehidupan.Baginya,
terobosan yang paling tepat adalah membuka ladang usaha, apa pun
bentuknya. (Sindo)
No comments:
Post a Comment