Thursday, March 1, 2012

Kisah Pebisnis Legal Pertama di China

Tiga puluh satu tahun lalu, Zhang Hua Mei menjadi warga China pertama yang meraih izin berbisnis dari rezim komunis yang berkuasa. Dari izin tersebut, dia pun disebut sebagai pengusaha pertama yang legal di China.
Tiga puluh satu tahun lalu, Zhang Hua Mei menjadi warga China pertama yang meraih izin berbisnis dari rezim komunis yang berkuasa. Dari izin tersebut, dia pun disebut sebagai pengusaha pertama yang legal di China.

“Dulu, Pemerintah China tidak mengizinkan kita untuk berbisnis. Di sini di Wenzhou, China, kantor pemerintah akan bertindak keras untuk menutup perusahaan atau bisnis yang ilegal,”katanya kepada BBC. “Saya harus berhati-hati!” ujar Zhang. Setelah kesuksesan Zhang meraih izin, pada 1980-an sekitar 1.843 pebisnis mendapatkan hak yang sama dari Pemerintah China.

Kini, puluhan juta orang China mendapatkan akses bisnis dengan mudah. Harus diakui,jika dulu Zhang tidak mengajukan izin berbisnis, ekonomi China tidak akan bangkit seperti sekarang ini. Media-media pun menyebut Zhang sebagai pelopor pengusaha legal di China. Zhang mengajukan izin untuk mendirikan bisnis saat menginjak usia 19 tahun. Tepat 30 November 1979, dia memperoleh izin resmi berdagang. Ketika itu,Pemerintah China mengeluarkan kebijakan reformasi dan keterbukaan pada 1978. Dengan izin di tangan, dia tidak takut polisi dan militer berseliweran di depan rumahnya. Maklum, dia tinggal di negara komunis di mana kebebasan dan kemerdekaan berpendapat sangat dikekang.

“Awalnya, saya tidak mengetahui bahwa saya merupakan orang yang pertama kali mendapatkan izin bisnis di China hingga kemudian, pada 2004, ada televisi lokal yang ingin mewawancarai saya,” katanya kepada crienglish. Perempuan yang selalu ramah itu mengungkapkan bahwa dirinya membuka bisnis karena tidak memiliki pilihan lain. Dia mengaku berlatar keluarga miskin dan setelah lulus SMP dia tidak bisa langsung mendapat pekerjaan,sementara teman-temannya bisa bekerja di perusahaan milik pemerintah. Parahnya, Zhang mengaku sempat stres karena tidak mengetahui apa yang harus dilakukan hingga sang ayah menyarankan Zhang untuk membuka bisnis kecil-kecilan. Zhang mengaku usahanya pertama kali adalah menjual jam mainan di jalanan. Awalnya, dia takut dan khawatir pemerintah lokal datang ke rumah dan membubarkan aktivitas dagangnya.

Dari pengalamannya bepergian ke Shanghai untuk membeli mainan, dia kemudian beralih ke bisnis kancing. Dia berpikir semua pakaian membutuhkan kancing dan selama dunia belum kiamat,manusia akan membutuhkan kancing. Nah, tiga puluh satu tahun berikutnya, Zhang menjadi miliarder dari bisnis kancing baju. Dia tidak lagi berposisi sebagai pedagang, tapi mempunyai pabrik sendiri. Kancing baju yang diproduksinya diekspor ke berbagai belahan dunia. Jangan-jangan, kancing baju yang dipakai Anda pun disuplai dari perusahaan aksesori garmen Huamei yang dimiliki Zhang. Kini, Zhang tentu tidak lagi duduk dan menunggu meja yang dipenuhi aneka ragam kancing seperti 30 tahun lalu. Sekarang, dia lebih banyak duduk di belakang meja di kantornya untuk mengatur transaksi bisnis ke berbagai belahan dunia.

Dia pun kerap berpakaian seksi dengan sepatu berhak tinggi di usia yang telah separuh abad. “Saya tidak berpikir akan mengelola perusahaan besar,” paparnya. Melalui perusahaan aksesori garmen Huamie,menurut Zhang, dirinya menghadapi kompetisi setiap hari,mulai dari model kancing, bahan hingga pergeseran pasar. “Semua bisnis masa sulitnya adalah ketika mengawali. Kita harus mengorbankan waktu tidur dan bersenang-senang terlebih dahulu,” paparnya. Nah, kini, kata dia, saatnya bersenang-senang dan menikmati jerih payah dulu. Zhang pribadi mengaku gembira melihat perkembangan bisnis di negaranya.

Ia senang ketika makin banyak kesempatan bagi warga China untuk menciptakan terobosan dalam kehidupan.Baginya, terobosan yang paling tepat adalah membuka ladang usaha, apa pun bentuknya. (Sindo) “Dulu, Pemerintah China tidak mengizinkan kita untuk berbisnis. Di sini di Wenzhou, China, kantor pemerintah akan bertindak keras untuk menutup perusahaan atau bisnis yang ilegal,”katanya kepada BBC. “Saya harus berhati-hati!” ujar Zhang. Setelah kesuksesan Zhang meraih izin, pada 1980-an sekitar 1.843 pebisnis mendapatkan hak yang sama dari Pemerintah China.

Kini, puluhan juta orang China mendapatkan akses bisnis dengan mudah. Harus diakui,jika dulu Zhang tidak mengajukan izin berbisnis, ekonomi China tidak akan bangkit seperti sekarang ini. Media-media pun menyebut Zhang sebagai pelopor pengusaha legal di China. Zhang mengajukan izin untuk mendirikan bisnis saat menginjak usia 19 tahun. Tepat 30 November 1979, dia memperoleh izin resmi berdagang. Ketika itu,Pemerintah China mengeluarkan kebijakan reformasi dan keterbukaan pada 1978. Dengan izin di tangan, dia tidak takut polisi dan militer berseliweran di depan rumahnya. Maklum, dia tinggal di negara komunis di mana kebebasan dan kemerdekaan berpendapat sangat dikekang.

“Awalnya, saya tidak mengetahui bahwa saya merupakan orang yang pertama kali mendapatkan izin bisnis di China hingga kemudian, pada 2004, ada televisi lokal yang ingin mewawancarai saya,” katanya kepada crienglish. Perempuan yang selalu ramah itu mengungkapkan bahwa dirinya membuka bisnis karena tidak memiliki pilihan lain. Dia mengaku berlatar keluarga miskin dan setelah lulus SMP dia tidak bisa langsung mendapat pekerjaan,sementara teman-temannya bisa bekerja di perusahaan milik pemerintah. Parahnya, Zhang mengaku sempat stres karena tidak mengetahui apa yang harus dilakukan hingga sang ayah menyarankan Zhang untuk membuka bisnis kecil-kecilan. Zhang mengaku usahanya pertama kali adalah menjual jam mainan di jalanan. Awalnya, dia takut dan khawatir pemerintah lokal datang ke rumah dan membubarkan aktivitas dagangnya.

Dari pengalamannya bepergian ke Shanghai untuk membeli mainan, dia kemudian beralih ke bisnis kancing. Dia berpikir semua pakaian membutuhkan kancing dan selama dunia belum kiamat,manusia akan membutuhkan kancing. Nah, tiga puluh satu tahun berikutnya, Zhang menjadi miliarder dari bisnis kancing baju. Dia tidak lagi berposisi sebagai pedagang, tapi mempunyai pabrik sendiri. Kancing baju yang diproduksinya diekspor ke berbagai belahan dunia. Jangan-jangan, kancing baju yang dipakai Anda pun disuplai dari perusahaan aksesori garmen Huamei yang dimiliki Zhang. Kini, Zhang tentu tidak lagi duduk dan menunggu meja yang dipenuhi aneka ragam kancing seperti 30 tahun lalu. Sekarang, dia lebih banyak duduk di belakang meja di kantornya untuk mengatur transaksi bisnis ke berbagai belahan dunia.

Dia pun kerap berpakaian seksi dengan sepatu berhak tinggi di usia yang telah separuh abad. “Saya tidak berpikir akan mengelola perusahaan besar,” paparnya. Melalui perusahaan aksesori garmen Huamie,menurut Zhang, dirinya menghadapi kompetisi setiap hari,mulai dari model kancing, bahan hingga pergeseran pasar. “Semua bisnis masa sulitnya adalah ketika mengawali. Kita harus mengorbankan waktu tidur dan bersenang-senang terlebih dahulu,” paparnya. Nah, kini, kata dia, saatnya bersenang-senang dan menikmati jerih payah dulu. Zhang pribadi mengaku gembira melihat perkembangan bisnis di negaranya.

Ia senang ketika makin banyak kesempatan bagi warga China untuk menciptakan terobosan dalam kehidupan.Baginya, terobosan yang paling tepat adalah membuka ladang usaha, apa pun bentuknya. (Sindo)

No comments: