Tuesday, March 6, 2012

Menggapai Sukses dari Kamar Tidur


Dunia bisnis mulai dikuasai anak muda. Itu dibuktikan oleh Benedict T. Casnocha, seorang pengusaha muda asal Amerika Serikat (AS). Usianya baru menginjak 18 tahun, namunnya idenya sungguh luar biasa. Di usianya sangat muda, dia telah memiliki perusahaan sendiri Comcate, sebuah bisnis yang menyediakan piranti lunak.

Inspirasi untuk mendirikan Comcate diperolehnya, ketika Ben Casnocha, panggilan akrabnya, berusia 12 tahun. Di usia yang masih belia itu, dia telah berpikir di luar kebiasaan anak-anak seusianya. Ketika itu, dia memiliki ambisis untuk menjadi pengusaha. “Saya ingin mengubah dunia dengan cara saya sendiri,” ujarnya kepada majalah Business Week.

Hingga pada 2001, Casnocha mulai memberani diri untuk menuangkan idenya menjadi seorang pengusaha. Dia mulai mendirikan Comcate, sebuah perusahaan penyedia piranti lunak yang secara ekslusif meningkatkan operasional pada institusi pemerintah dan badan organisasi kemasyarakat. Awalnya, dia mulai mendirikan Comcate dari kamar tidurnya.

Sejauh ini, Comcate telah memiliki 50 institusi pemerintah di seluruh AS yang menjadi langganan. Mereka menginstal piranti lunak berbasis internet untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan efesiensi kantor. “Saat ini, Comcate fokus kepada satu hal, yaitu pertumbuhan,” ujarnya.

Targetnya tidak terlalu tinggi. Casnocha mengungkapkan, targetnya pada 2010, Comcate harus memiliki 300 institusi pemerintah. Saat ini, pendapatan Comcate berkisar USD1 juta, dan pada 2010 diprediksi akan mencapai USD6 juta.

Salah satu bukunya yang paling populer adalah “My Start-Up Life: What a (Very) Young CEO Learned on His Journey Through Silicon Valley.” Buku itu menceritakan tentang bagaimana cara memulai bisnis berdasarkan pengalamannnya. The New York Times memuji buku tersebut sebagai buku yang sangat instruktif dan menghibur.

Ketika teman-teman SMA-nya sibuk kencan bersama kekasih dan memuaskan masa muda Casnocha justru sibuk mengurus bisnisnya. Dia akan lulus SMA pada Juni mendatang. Selama menempuh pendidikan SMA, dia juga menjadi kapten tim basket, dan editor majalah sekolah.

“Kadang, saya harus membedakan antara Ben ketika menjadi anak muda, dan Ben ketika sebagai seorang pengusaha,” tuturnya sambil tertawa. Selanjutnya, dunia kuliah pun tidak ditinggalkannya, dia memutuskan untuk menempuh pendidikan di Claremont McKenna College di California, AS, pada tahun ajaran depan.

Meskipun telah menjadi pengusaha sukses, gaya berpakaian dan tingkah lakunya seperti anak muda. Namun tanggungjawabnya seperti orang dewasa. Dia mampu menunjukkan kebijaksanaan ketika memimpin rapat dan mengarahkan anak buahnya yang berusia lebih dewasa.

Dia membangun fondasi bagi masa depannya unuk menjadi eksekutif bisnis teknologi informasi, pengusaha sukses, dan miliader di masa depan. Tak ayal, walaupun umurnya masih belasan tahun, nama Casnocha pun tetap bergaung di Silicon Valley, pusat bisnis teknologi informasi.

Casnocha juga berulangkali bertemu dengan para pengusaha papan atas. Dia pernah sarapan pagi bersama Marc Benioff, CEO Salesforce.com. Selain itu, banyak pengusaha properti dan pejabat pemerintah yang sering mengajak diskusi mengenai isu teknologi dan perkembangan bisnisnya. “Pertemuan-pertemuan dengan para pengusaha senior itu merupakan sesuatu yang ‘gila’,” ujarnya kepada USA Today.

Pada 2007, Casnocha menghadirikan konferensei pemimpin muda sedunia di Zermatt, Swiss. Dia datang bersama dengan Benioff, 41. “Dia (Casnocha) merupakan anak yang beda dan memiliki potensi yang sangat berkembang,” ujar Benioff. “Saya akan membantunya, dan sarapan pagi dengannya kapan pun dia mau,” janjinya.

Berbagai komentar pun meluncur dari pengusaha yang pernah bertemu dengan Casnocha. Greg Prow, pengusaha dan eksekutif papan atas di AS, mengungkapkan sangat asyik berdiskusi dengan Casnocha. “Sangat jarang, Anda duduk dengan anak berusia belasan tahun kan? Bayangkan saja, dia (Casnocha) bercerita tentang rencananya mengubah dunia,” ujarnya.

Berdasarkan catatan Yayasan Ewing Marion Kauffman, sebuah lembaga nirlaba yang bekerjasama dengan para pengusaha muda, menyatakan bahwa terdapat banyak anak belasan tahun yang menjalankan bisnis. Menurut mereka, Casnocha merupakan salah satunya.

Sedangkan menurut Steve Mariotti, presiden Yayasan Nasioanl untuk Pendidikan Kewirausahaan, kemajuan teknologi, seperti internert memberikan kesempatan bagi anak belasan tahun untuk mengembangkan bisnis.

Sementara menurut ayah Casnocha, David yang juga pengacara di dewan direksi Comcate, mengaku putranya itu termasuk pemberani dan genius. Dia mengungkapkan, putranya memulai ide bisnisnya pada usia 7 tahun, dan mulai membuat desain web pada usia 11 tahun. Comcate dimulai saat Canocha berada dari kelas enam sekolah dasar.

Dalam menjalankan bisnisnya, Casnocha pun melaksanakan dengan serius. Dia pun merekrut para profesional muda. Dia pun menunjuk Dave Richmond menjadi pimpinan harian Comcate. “Mereka benar-benar serius,” Dave Richmond, yang diwawancari oleh Casnicha langsung ketika berusia 14 tahun. Meskipun Richmond merupakan “guru” bagi Casnocha, hubungan mereka tetap profesional.

Bagaimana dengan aktivitas keseharian Casnocha? Dia bangun tidur sekitar pukul 6.30 pagi. Setelah itu, dia langsung membaca puluhan email mengenai bisnisnya dan memonitor situs dan blog.

Di waktu luang, dia menuliskan pengalaman dan pemikirannya mengenai bisninya untuk dijadikan sebuah buku. Dalam blog pribadinya, bigben.blogs.com, dia juga berbagai cerita mengenai trik dan tip dalam berbisnis. Selain itu, waktu luangnya juga digunakannya untuk membaca buku. Dalam kurun waktu 16 bulan, dia telah melahap 120 buku. Dia ingin membaca 4.200 dalam kurun waktu 60 tahun mendatang. “Saya hanya titik paling kecil di dalam peta besar sejarah manusia,” paparnya. (Sindo)

No comments: