Kesuksesan bukan sebuah faktor kebetulan. Sukses juga bukan sebuah jalan
yang sulit. Namun, mengapa ada orang yang sukses dan ada pula orang
yang mengalami sebuah kegagalan. Dengan memahami hal ini, mungkin kita
jauh lebih mudah menggapai puncak-puncak kesuksesan.
Ternyata ini hanya sebuah permainan pikiran. Apa yang ada dalam pikiran kita akan mengejawantahkan dalam berbagai sikap, perilaku dan kebiasaan kita. Saya bisa katakan penyakit pertama yang harus kita obati adalah pikiran kita. Istilahnya itu adalah kita perlu install ulang otak kita sehingga kita benar-benar lahir baru kembali menjadi manusia berbeda, menjadi manusia yang jauh lebih baik lagi untuk kedepannya.
Intinya yang perlu kita pahami adalah, setiap kita sudah mengambil keputusan, kita harus tahu bahwa mulai hari itu pekerjaan kita adalah menyelesaikan masalah, mengatasi hambatan, dan melanjutkan perjalanan.
Kalau ini kita sadari, jauh lebih enjoy dan tidak kaget. Begitulah memang sunnatullah-nya, track itu pasti harus kita lalui. You are on the right track. Anda berada dalam jalan normal (lazim). Sebetulnya tidak ada orang yang betul-betul gagal, yang ada hanyalah orang yang terlalu cepat berhenti, sebelum sampai ke puncak harapan sukses yang ia cita-citakan.
Sebagian besar kisah kegagalan adalah kisah orang-orang yang menyerah sebelum waktunya. Dalam permainan sepakbola, sekalipun pada babak pertama kita sudah kalah 6-0 dari lawan, apakah kita langsung memutuskan, “udah sajalah, kita kalah, lalu berhenti main.”? Tidak! Selagi pluit panjang belum berbunyi, kita akan terus menggempur gawang lawan. Seakan-akan tidak peduli dengan yang sudah terjadi. Kalau kita amat sangat peduli dan terpengaruh dengan skor pertandingan setengah jalan, tentu saja semangat main kita langsung mati, dan akan sering bunuh diri.
Perhatikanlah betapa banyak gol-gol legendaris justru muncul at the last minute, ya pada menit-menit terakhir. Keyakinan yang kuat itu betul-betul magic. Ada satu kisah di sebuah lokasi pertambangan. Berdasarkan informasi akurat yang ia peroleh, Bill membeli sepetak tanah yang cukup luas yang diperkirakan dibawah tanah itu terdapat emas yang sangat banyak. Setelah mendirikan gubuk untuk tinggal mulailah ia menggali dibantu oleh sahabat dan keluarganya. Berbulan-bulan, setiap hari ia menggali. Namun belum juga ada tanda-tanda bahwa disana ada emas.
Akhirnya ia putus asa dan menjual kembali tanah itu kepada salah seorang sahabatnya dengan harga sangat murah. Sahabatnya itu melanjutkan penggalian. Beberapa hari kemudian, ia menemukan “pintu” kawasan emas yang luas sekali dengan potensi kandungan emas yang sangat luar biasa. Kekayaan datang padanya, hanya beberapa saat setelah Bill berhenti!
Sering kita juga menghadapi kisah yang sama. Sebagai penjual, kita sering berhenti tatkala udah 10 orang menolak proposal kita, menolak produk dan jasa kita. Lalu kita memutuskan bahwa memang ini tidak mungkin berhasil. Padahal kalau diteruskan pada orang berikutnya, justru berhasil tanpa kesulitan berarti. Ya begitulah, penyakit sukses paling berbahaya adalah terlalu cepat berhenti, terlalu mudah menyerah. Jika saja ini berhasil kita atasi .. anda pasti sukses.
Apapun yang anda lakukan. Suatu ketika seorang kakek bertekad menyusuri teriknya panas gurun sahara, ingin menjumpai cucunya di seberang gurun yang luas itu. Dengan bekal seadanya ia terus berjalan. Saat letih ia berhenti, istirahat dan kemudian kembali melanjutkan perjalanannya. Ia tahu kemana ia akan pergi. Dan walaupun begitu lama waktu yang harus ia tempuh, toh akhirnya ia pasti sampai. Asalkan ia jalan terus. Jatuh, bangkit lagi. Jatuh lagi, ya bangkit lagi. (*DI)
Sumber: Pustaka Nilna
No comments:
Post a Comment