Sudah tergila-gila dengan kelereng sejak balita. Topik pembicaraan
yang paling ia sukai adalah kelereng. Bangun tidur, hal yang pertama
kali dibicarakan adalah kelereng dan hal terakhir yang ia bicarakan
sebelum pergi tidur di malam hari adalah kelereng. Bahkan, ia menyimpan
beberapa butir kelereng di bawah bantalnya untuk menemaninya tidur.
Dengan begitu tertariknya bocah asal London ini akan mainan berbentuk
bulat itu, sudah sepantasnyalah kalau ia menjadi pengusaha cilik
berbisnis kelereng.
Harli
Jordean, nama bocah laki-laki itu. Usianya saat ini 8 tahun. Di sela
kesibukannya sebagai siswa sekolah dasar Harli juga sibuk mengelola
bisnis penjualan kelereng. Mulai mencari, menghubungi serta menjalin
kerja sama dengan supplier, lalu belanja produk untuk stok hingga menangani order, packing dan melakukan pengiriman ke konsumen. Pemasarannya dilakukan secara offline dan online.
Sebelumnya, Harli tak pernah merencanakan membangun bisnis penjualan
kelereng. Ia hanya sekedar iseng ketika menggaet konsumen pertamanya
yakni teman-teman di taman bermain. Namun alih-alih menggunakan uang
hasil penjualan itu untuk jajan, Harli justru meminta bantuan sang ibu,
Tina, untuk membeli kelereng sebagai stok yang siap dijual kembali.
Setelah puas dengan hasil penjualan yang diperolehnya, Harli lagi-lagi
merengek kepada Tina. Kali ini yang dimintanya adalah bantuan untuk
membuat situs di internet.
“Obsesi Harli akan kelereng begitu besar, karena itu kami mulai memanggilnya Marble King—jadi ketika ia ingin membuat website, nama yang terlintas adalah itu (Marble King),” jelas Tina seperti dilansir dari laman Daily Mail, Senin (14/11). Melalui laman marbleking.co.uk, hanya dalam beberapa bulan dari waktu pertama launching, Harli menerima order dalam jumlah besar. Kelereng dengan variasi corak, mulai dari yang bermotif biasa hingga bermotif limited edition
seperti kelereng bercorak meja mewah Duke of York seharga 599
poundsterling dijualnya ke publik. Konsumennyapun bertambah luas. Tak
hanya teman-teman bermainnya saja tapi sudah meluas hingga ke negeri
Paman Sam, AS.
Diperkirakan, omzet bisnis Harli mencapai lebih dari seribu poundsterling. Order terus membanjiri website
bocah berambut keriting itu, iapun mulai kewalahan dalam mengelola
bisnisnya hingga memutuskan untuk mempekerjakan ibu serta dua kakak
laki-lakinya. “Aku sangat menyukai kelereng dan aku bangga memiliki
bisnis kelereng ini. Aku senang berperan sebagai bos tapi aku juga butuh
bantuan orang lain untuk melakukan sebagian pekerjaanku, jadi ketika
ada masalah aku takkan sendirian menanganinya,” ucap Harli.
Sebagai seorang ibu, Tina juga bangga melihat buah hatinya itu. Ia
senang Harli bisa mengelola bisnis yang disukainya. Bagi Tina, apa yang
tengah dilakoni Harli adalah pelajaran berharga yang bisa dijadikan
modal untuk hidupnya kelak. Diceritakan oleh Tina, Harli memiliki impian
memproduksi secara masal kelereng dengan brand ciptaannya
sendiri di negeri China lalu menjualnya di toko miliknya sendiri di
Inggris dan di toko yang ia buka di belahan dunia lain. “Impianku adalah
memiliki jaringan toko seperti Hamleys—ini (toko milik Harli) akan
menjadi toko mainan terbesar di dunia yang khusus menjual kelereng,”
ungkap Harli. (*/ely)
No comments:
Post a Comment